Amerika Serikat membantah laporan bahwa Iran "menangkap" dan mendaratkan pesawat tak berawak miliknya yang terbang di atas Teluk Persia. Pesawat, yang disebut sebagai ScanEagle, terbang di wilayah udara Iran ketika ditembak jatuh Korps Garda Revolusi, tulis kantor berita Fars.
Namun Angkatan Laut AS mengatakan tidak kehilangan drone tersebut. Mereka menambahkan bahwa ScanEagle itu bisa jadi milik negara lain.
"Angkatan Laut AS memiliki kontrol penuh atas setiap kendaraan tak berawak kami yang beroperasi di Timur Tengah," kata Jason Salata dari Armada Kelima di Bahrain, yang mengelola aset angkatan laut di wilayah tersebut. "Benar, kami telah kehilangan ScanEagles di masa lalu, tapi tidak baru-baru ini."
Komandan Garda Revolusi, Laksamana Ali Fadavi, mengatakan kepada media Iran bahwa pesawat tak berawak telah melakukan penerbangan pengintaian dalam beberapa hari terakhir ketika terlihat dan mulai "diburu."
Video yang dirilis oleh Garda Revolusi menampilkan pesawat drone yang sepenuhnya utuh. Pada latar belakang peta tertulis pesan dalam bahasa Inggris dan Farsi, "Kita akan menginjak-injak AS."
ScanEagle, pesawat tak berawak sepanjang 1,2 meter dengan lebar sayap 3,048 meter ini lebih kecil, lebih ringan, dan jauh lebih canggih daripada Predator dan Reaper yang terbang di atas tempat-tempat seperti Pakistan, Afghanistan, dan Yaman. Pesawat yang membawa kamera elektro-optik dan inframerah ini terbang di atas ketinggian 4.876,8 meter dan mampu lebih dari 20 jam, menurut pengembangnya, Boeing dan Insitu.
Setahun lalu, Iran memamerkan drone yang diklaim menyusup dan mendarat di negeri itu. AS membantah pesawat telah disita, melainkan karena tak berfungsi dan jatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar