JAKARTA - Kasus anak hilang usai berkomunikasi dengan teman baru di Facebook kerap terjadi di Tanah Air. Namun, mengapa hanya Facebook yang dipersoalkan? bukan Twitter, Google + dan situs layanan jejaring sosial lainnya.
Beberapa hari yang lalu, seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) menghilang sejak sepekan lalu. Diana Komalasari, diduga dibawa kabur seorang pria yang baru di kenalnya melalui situs jejaring sosial Facebook.
Saat dikonfirmasi Okezone, penggiat sosial media Nukman Luthfie, memiliki pendapat bahwa Facebook merupakan sosial media yang kompleks dan lengkap fiturnya. Sehingga mereka yang aktif di Facebook tanpa sadar mencatatkan kisah hidupnya di sana, berupa timeline yang dimanfaatkan oknum-uknum yang ingin memanfaatkannya dengan motif tertentu.
"Sekali kita berteman dengan seseorang, sang teman itu leluasa menganalisa kita hanya dari timeline kita yang kita torehkan waktu demi waktu. Ini mempermudah orang yang berniat buruk kepada kita. Akan lebih mudah lagi jika yang disasar adalah anak-anak yang masih amat polos," papar Nukman melalui tulisan di Blognya.
Dengan beragam sorotan, bahkan fenomena tersebut dibahas dalam acara The Oprah Show. Facebook pun tak tinggal diam, maka layanan besutan Mark Zukerberg pun membuat peraturan yang tidak memperbolehkan anak-anak di bawah 13 tahun mengakses Facebook.
Meski begitu, pada implementasinya peraturan itu dapat diakali oleh para pengguna. Lagi-lagi, karena pesona Facebook dengan sederetan game berbasis sosial media, membuat para pengguna memalsukan umur pada saat proses pendaftaran agar memperoleh akun Facebook.
Padahal, kata Nukman, pada saat bermain game di Facebook yang merupakan sosial game yang dimainkan dengan orang lain. "Saat berkenalan dengan orang lain untuk main game itulah, jika ketemu yang berniat buruk, anak tersebut bisa jadi sasaran empuk," tulisnya.
Facebook sudah melakukan upaya, namun pada kenyataanya kasus demi kasus terus terjadi. Nukman pun menyarakan para orang tua agar berperan aktif untuk menjaga sang buah hati mereka. Penggiat media sosial ini mencontohkan, "Saya sendiri sebagai orang tua melarang anak di bawah 13 tahun untuk membuka akun di Facebook, meskipun kehidupan digital keluarga saya lumayan tinggi, dengan akses broadband di rumah dan begitu banyaknya device untuk mengaksesnya. Bahkan untuk yang sudah di atas 13 tahun pun, sebagai orang tua, saya berteman dengan anak di Facebook."
Lanjutnya, ia menambahkan bukan hanya Facebook, sosial media layanan lainnya sebenarnya tak memiliki dampak yang baik untuk perkembangan anak, pasalnya dengan seringnya buah hati mengakses situs sosial media, mereka tidak memiliki waktu untuk bermain dengan teman-temannya di dunia nyata.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar